Monday, November 20, 2017

TARIAN PESANAN

TARIAN ini tergantung pada konsumen yang mempunyai gawe dan yang mendanainya.
Misalnya pemerintah yang punya gawe:
1. ILIR-ILIR NGINANG SURUH Tarian untuk pembukaan Sekaten, tema yang dipesan contohnya akan mengangkat makna suruh yang terkandung dalam sekaten tahun 2017, maka khoreografer akan membuat rangkaian gerak yang akan diiringi dengan musik sehingga jika dirangkum dalam sebuah pertunjukkan maka muncul judul yaitu " ILIR-ILIR NGINANG SURUH".
Demikian tadi dasar tari pesanan jika akan membuat tarian sesuai dengan situasi dan kondisi yang baru berlangsung.


Demikian penulis sebagai khoreografer akan berusaha semaksimal mungkin agar bentuk pertunjukkan sesuai yang diharapkan oleh pemerintah kota DIY dalam hal ini, agar dapat dilakukan sebagaimana mesthinya.

2. Kukus Grebeg Maulud Tarian pesenan Pembukaan Sekaten Tahun 2014 yang digarap penulis dengan isian tentang Kukus yaitu tempat menanak nasi orang Jawa pada masa lalu. yang mempunyai makna simbolis tersendiri.



3. LAMPOR Tarian pesanan dari kabupaten Sleman Yogyakarta, tarian ini dipesan khusus dalam rangka untuk mengikuti karnaval yang dilakukan di kota Banyuwangi Jawa Timur untuk mewakili munculnya tarian tradisi Yogyakarta. Foto gambar yang ada diantarnya:







4. KRIDHA JATINING RASA Tarian ini dibuat dari pesanan pemerintah kabupaten Sleman untuk misi kesenian ke Kuta Bali 15 - 19 November 2017. Tarian ini dikemas untuk mengakomodir gerak tari tradisi yang ada di seluruh wilayah DIY, misalnya Montro dari Bantul, Angguk dari Kulon Progo, Jathilan dari Gunung Kidul dan Reyog kaprajuritan dari Kabupaten kota DIY dikemas menjadi satu pertunjukan tari yang singkat, tetapi lima daerah tersebut unnsur tarinya sudah terwakilinya.


Thursday, December 11, 2014

SULAP SEORANG PERIAS PENGANTIN

Jika anda mempunyai wajah yang sedang-sedang saja, tetapi ingin berubah menjadi putri anggun di acara penting dalam pernikahan anda, maka pemilihan rias pengantin atau perias akan menentukan untuk mengubah sof menjadi jreng. Seperti sebuah contoh foto di bawah ini, maka silahkan pesan ke alamat email agussukina@gmail.com atau nohp wa  081392191872, 087835745690  
contoh wajah proses midodareni

Wajah Acara resepsi

Dari berbagai contoh gambar atau foto di atas maka dapat kita simpulkan bahwa wajah seseorang jika disaput oleh alat dan bahan yang tepat, serta dilakukan oleh seorang ahli yang dilatih atau dididik secara khusus maka akan menjadi wajah sempurna sesuai dengan karakter bentuk wajahnya.

Monday, November 4, 2013

Gatutkaca Vs Setija

Beksan Gatutkaca Vs Setija merupakan sajian tari duet menggunakan bantuan penari burung 2 yang menjadi  khas tradisi Kraton Yogyakarta, sajian ini penggambaran pertarungan Gatut dengan Setijo untuk memperebutkan kikis atau batas Tunggarana.
Tak ubahnya perbatasan Malaysia dengan Indonesia. Tetapi tidak ada yang menang dan tak ada yang kalah.

Sunday, December 2, 2012

PERNIKAHAN ADAT JAWA MUSLIM SIMPEL

Pintaka  Wedding organizer  
PESTA PERNIKAHAN ADAT JAWA GAYA YOGYAKARTA 081392191872/085727634119, agussukina@gmail.com



Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang multikultural.  Memiliki berbagai macam kebudayaan yang berbeda-beda dan keanekaragaman kebudayaan tersebut sekaligus menjadi suatu identitas diri suatu suku bangsa yang ada di tanah air indonesia.  Menurut Clifford Gertz, Masyarakat multikultural adalah merupakan masyarakat yang terbagi dalam sub-sub sistem yang kurang lebih berdiri sendiri dan masing-masing sub sistem terkait oleh ikatan-ikatan primordial.
Pernikahan adalah suatu rangkaian upacara yang dilakukan sepasang kekasih untuk       menghalalkan semua perbuatan yang berhubungan dengan kehidupan suami-istri guna membentuk suatu keluarga dan meneruskan garis keturunan. Guna melakukan prosesi pernikahan, orang Jawa selalu mencari hari baik maka perlu dimintakan pertimbangan dari ahli penghitungan hari baik berdasarkan patokan Primbon Jawa. Setelah ditemukan hari baik maka sebulan sebelum akad nikah, secara fisik calon pengantin perempuan disiapkan untuk menjalani hidup pernikahan, dengan cara diurut perutnya dan diberi jamu oleh ahlinya. Hal ini dikenal dengan istilah diulika yaitu pengurutan perut untuk menempatkan rahim dalam posisi yang tepat agar dalam persetubuhan pertama memperoleh keturunan, dan minum jamu Jawa agar tubuh ideal dan singset.
Sebelum pernikahan dilakukan, ada beberapa prosesi yang harus dilakukan, baik oleh pihak laki-laki maupun perempuan. Menurut Sumarsono (2007), tata upacara pernikahan adat Jawa adalah sebagai berikut :
2.1 Babak I (Tahap Pembicaraan) / Nakokake
Seorang pria pertama-tama datang ke kediaman orang tua si gadis dengan didampingi oleh orang tua sendiri atau wakil orang tuanya untuk menanyakan kebudayaan Jawa kepadanya, apakah si gadis sudah ada empunya atau belum (legan) . Jika orang tua si gadis telah meninggal, hal itu yang disebut nak ok ak e kepada wali, yakni anggota kerabat dekat menurut garis laki – laki (patrilineal) atau tahap dimana ada  pembicaraan antara pihak yang akan punya hajat mantu dengan pihak calon besan, mulai dari pembicaraan pertama sampai tingkat melamar dan menentukan hari penentuan (gethok dina).
ak II (Tahap Kesaksian)
Babak ini merupakan peneguhan pembicaaan yang disaksikan oleh pihak ketiga, yaitu warga kerabat dan atau para sesepuh di kanan-kiri tempat tinggalnya, melalui acara-acara sebagai berikut :


1. Srah-srahan
Yaitu menyerahkan seperangkat perlengkapan sarana untuk melancarkan pelaksanaan acara sampai hajat berakhir. Untuk itu diadakan simbol-simbol barang-barang yang mempunyai arti dan makna khusus, berupa cincin, seperangkat busana putri, makanan tradisional, buah-buahan, daun sirih dan uang. Adapun makna dan maksud benda-benda tersebut adalah :
a. Cincin emas, yang dibuat bulat tidak ada putusnya, maknanya agar cinta mereka abadi tidak terputus sepanjang hidup.
b. Seperangkat busana putrid, bermakna masing-masing pihak harus pandai menyimpan rahasia terhadap orang lain.
c. Perhiasan yang terbuat dari emas, intan dan berlian, mengandung makna agar calon pengantin putri selalu berusaha untuk tetap bersinar dan tidak membuat kecewa.
d. Makanan tradisional, terdiri dari jadah, lapis, wajik, jenang; semuanya terbuat dari beras ketan. Beras ketan sebelum dimasak hambur, tetapi setelah dimasak, menjadi lengket. Begitu pula harapan yang tersirat, semoga cinta kedua calon pengantin selalu lengket selama-lamanya.
e. Buah-buahan, bermakna penuh harap agar cinta mereka menghasilkan buah kasih yang bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat.
f. Daun sirih, daun ini muka dan punggungnya berbeda rupa, tetapi kalau digigit sama rasanya. Hal ini bermakna satu hati, berbulat tekad tanpa harus mengorbankan perbedaan.
2. Peningsetan
Lambang kuatnya ikatan pembicaraan untuk mewujudkan dua kesatuan yang ditandai dengan tukar cincin antara kedua calon pengantin.
3. Asok tukon
Hakikatnya adalah penyerahan dana berupa sejumlah uang untuk membantu meringankan keuangan kepada keluarga pengantin putri.
4. Gethok dina
Menetapkan kepastian hari untuk ijab qobul dan resepsi. Untuk mencari hari, tanggal, bulan, biasanya dimintakan saran kepada orang yang ahli dalam perhitungan Jawa.
2.3 Babak III (Tahap Siaga)
Pada tahap ini, Persiapan Penunjukkan Pemaes, dukun pengantin perempuan di mana menjadi pemimpin dari acara pernikahan. Dia mengurus dandanan dan pakaian pengantin laki-laki dan pengantin perempuan yang bentuknya berbeda selama pesta pernikahan. Biasanya dia juga menyewakan pakaian pengantin, perhiasan dan perlengkapan lain untuk pesta pernikahan. Banyak yang harus dipersiapkan untuk setiap upacara pesta pernikahan. Untuk itu dibentuk sebuah panitia kecil yang terdiri dari teman dekat, keluarga dari kedua mempelai. Besarnya panitia itu tergantung dari latar belakang dan berapa banyaknya tamu yang di undang (300, 500, 1000 atau lebih). Panitia mengurus seluruh persiapan perkawinan: protokol, makanan dan minuman, musik gamelan dan tarian, dekorasi dari ruangan resepsi, pembawa acara, wali untuk Ijab, pidato pembuka, transportasi, komunikasi dan keamanan
1. Sedhahan
Yaitu cara mulai merakit sampai membagi undangan.
2. Kumbakarnan
Pertemuan membentuk panitia hajatan mantu, dengan cara :
a.       Pemberitahuan dan permohonan bantuan kepada sanak saudara, keluarga, tetangga, handai taulan, dan kenalan.
b.      Adanya rincian program kerja untuk panitia dan para pelaksana.
c.       Mencukupi segala kerepotan dan keperluan selama hajatan.
d.      Pemberitahuan tentang pelaksanaan hajatan serta telah selesainya pembuatan undangan.
3. Jenggolan atau Jonggolan
Saatnya calon pengantin sekalian melapor ke KUA (tempat domisili calon pengantin putri). Tata cara ini sering disebut tandhakan atau tandhan, artinya memberi tanda di Kantor Pencatatan Sipil akan ada hajatan mantu, dengan cara ijab.
2.4 Babak IV (Tahap Rangkaian Upacara)
Tahap ini bertujuan untuk menciptakan nuansa bahwa hajatan mantu sudah tiba. Ada beberapa acara dalam tahap ini, yaitu :
1. Pasang tratag dan tarub
Pemasangan tratag yang dilanjutnya dengan pasang tarub digunakan sebagai tanda resmi bahwa akan ada hajatan mantu dirumah yang bersangkutan. Tarub dibuat menjelang acara inti. Adapun ciri kahs tarub adalah dominasi hiasan daun kelapa muda (janur), hiasan warna-warni, dan kadang disertai dengan ubarampe berupa nasi uduk (nasi gurih), nasi asahan, nasi golong, kolak ketan dan apem.
2. Kembar mayang
Berasal dari kata kembar artinya sama dan mayang artinya bunga pohon jambe atau sering disebut Sekar Kalpataru Dewandaru, lambang kebahagiaan dan keselamatan. Jika pawiwahan telah selesai, kembar mayang dilabuh atau dibuang di perempatan jalan, sungai atau laut dengan maksud agar pengantin selalu ingat asal muasal hidup ini yaitu dari bapak dan ibu sebagai perantara Tuhan Yang Maha Kuasa. Barang-barang untuk kembar mayang adalah :
  1. Batang pisang, 2-3 potong, untuk hiasan. Biasanya diberi alas dari tabung yang terbuat dari kuningan.
  2. Bambu aur untuk penusuk (sujen), secukupnya.
  3. Janur kuning, kurang lebih 4 pelepah.
  4. Daun-daunan: daun kemuning, beringin beserta ranting-rantingnya, daun apa-apa, daun girang dan daun andong.
  5. Nanas dua buah, pilih yang sudah masak dan sama besarnya.
  6. Bunga melati, kanthil dan mawar merah putih.
  7. Kelapa muda dua buah, dikupas kulitnya dan airnya jangan sampai tumpah. Bawahnya dibuat rata atau datar agar kalau diletakkan tidak terguling dan air tidak tumpah.
3. Pasang tuwuhan (pasren)
Tuwuhan dipasang di pintu masuk menuju tempat duduk pengantin. Tuwuhan biasanya berupa tumbuh-tumbuhan yang masing-masing mempunyai makna :
  1. Janur. Harapannya agar pengantin memperoleh nur atau cahaya terang dari Yang Maha Kuasa.
  2. Daun kluwih. Semoga hajatan tidak kekurangan sesuatu, jika mungkin malah dapat lebih (luwih) dari yang diperhitungkan.
  3. Daun beringin dan ranting-rantingnya : Pasangan pengantin akan selalu melindungi keluarganya dan masyarakat sekitarnya. Beringin diambil dari kata ingin, artinya harapan, cita-cita atau keinginan yang didambakan mudah-mudahan selalu terlaksana.
  4. Daun dadap serep :  Daun yang dapat digunakan mengompres untuk menurunkan demam, berarti pasangan pengantin akan selalu mempunyai pikiran yang jernih dan tenang dalam mengadapi masalah. Berasal dari suku kata rep artinya dingin, sejuk, teduh, damai, tenang tidak ada gangguan apa pun.
  5. Seuntai padi (pari sewuli). Melambangkan semakin berisi semakin merunduk. Diharapkan semakin berbobot dan berlebih hidupnya, semakin ringan kaki dan tangannya, dan selalu siap membantu sesama yang kekurangan.
  6. Cengkir gadhing. Air kelapa muda (banyu degan), adalah air suci bersih, dengan lambang ini diharapkan cinta mereka tetap suci sampai akhir hayat.
  7. Setundhun gedang raja suluhan (setandan pisang raja). Semoga kelak mempunyai sifat seperti raja hambeg para marta, mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.
  8. Tebu wulung watangan (batang tebu hitam). Kemantapan hati (anteping kalbu), jika sudah mantap menentukan pilihan sebagai suami atau istri, tidak tengok kanan-kiri lagi.
  9. Kembang lan woh kapas (bunga dan buah kapas). Harapannya agar kedua pengantin kelak tidak kekurangan sandang, pangan, dan papan. Selalu pas, tetapi tidak pas-pasan.
  10. Kembang setaman dibokor (bunga setaman yang ditanam di air dalam bokor). Harapannya agar kehidupan kedua pengantin selalu cerah ibarat bunga di taman.
4. Siraman
Ubarampe yang harus disiapkan berupa air bunga setaman, yaitu air yang diambil dari tujuh sumber mata air yang ditaburi bunga setaman yang terdiri dari mawar, melati dan kenanga. Tahapan upacara siraman adalah sebagai berikut :
- calon pengantin mohon doa restu kepada kedua orangtuanya.
- calon mantu duduk di tikar pandan tempat siraman.
- calon pengatin disiram oleh pinisepuh, orangtuanya dan beberapa wakil yang ditunjuk.
- yang terakhir disiram dengan air kendi oleh bapak ibunya dengan mengucurkan ke muka, kepala, dan tubuh calon pengantin. Begitu air kendi habis, kendi lalu dipecah sambil berkata Niat ingsun ora mecah kendi, nanging mecah pamore anakku wadon.
5. Adol dhawet
Upacara ini dilaksanakan setelah siraman. Penjualnya adalah ibu calon pengantin putri yang dipayungi oleh bapak. Pembelinya adalah para tamu dengan uang pecahan genting (kreweng). Upacara ini mengandung harapan agar nanti pada saat upacara panggih dan resepsi, banyak tamu dan rezeki yang datang.
6. Midodareni
Midodareni adalah malam sebelum akad nikah, yaitu malam melepas masa lajang bagi kedua calon pengantin. Acara ini dilakukan di rumah calon pengantin perempuan. Dalam acara ini ada acara nyantrik untuk memastikan calon pengantin laki-laki akan hadir dalam akad nikah dan sebagai bukti bahwa keluarga calon pengantin perempuan benar-benar siap melakukan prosesi pernikahan di hari berikutnya. Midodareni berasal dari kata widodareni (bidadari), lalu menjadi midodareni yang berarti membuat keadaan calon pengantin seperti bidadari. Dalam dunia pewayangan, kecantikan dan ketampanan calon pengantin diibaratkan seperti Dewi Kumaratih dan Dewa Kumajaya.
2.5 Babak V (Tahap Puncak Acara)
1. Ijab qobul
Peristiwa penting dalam hajatan mantu adalah ijab qobul dimana sepasang calon pengantin bersumpah di hadapan naib yang disaksikan wali, pinisepuh dan orang tua kedua belah pihak serta beberapa tamu undangan. Saat akad nikah, ibu dari kedua pihak, tidak memakai subang atau giwang guna memperlihatkan keprihatinan mereka sehubungan dengan peristiwa menikahkan atau ngentasake anak.
2. Upacara panggih
Adapun tata urutan upacara panggih adalah sebagai berikut :
  1. Liron kembar mayang. Saling tukar kembar mayang antar pengantin, bermakna menyatukan cipta, rasa dan karsa untuk mersama-sama mewujudkan kebahagiaan dan keselamatan.
  2. Gantal. Daun sirih digulung kecil diikat benang putih yang saling dilempar oleh masing-masing pengantin, dengan harapan semoga semua godaan akan hilang terkena lemparan itu.
  3. Ngidak endhog. Pengantin putra menginjak telur ayam sampai pecah sebagai simbol seksual kedua pengantin sudah pecah pamornya.
  4. Pengantin putri mencuci kaki pengantin putra. Mencuci dengan air bunga setaman dengan makna semoga benih yang diturunkan bersih dari segala perbuatan yang kotor.
  5. Minum air degan. Air ini dianggap sebagai lambang air hidup, air suci, air mani (manikem).
  6. Di-kepyok dengan bunga warna-warni. Mengandung harapan mudah-mudahan keluarga yang akan mereka bina dapat berkembang segala-galanya dan bahagia lahir batin.
  7. Masuk ke pasangan. Bermakna pengantin yang telah menjadi pasangan hidup siap berkarya melaksanakan kewajiban.
  8. Sindur. Sindur atau isin mundur, artinya pantang menyerah atau pantang mundur. Maksudnya pengantin siap menghadapi tantangan hidup dengan semangat berani karena benar.
Setelah melalui tahap panggih, pengantin diantar duduk di sasana riengga, di sana dilangsungkan tata upacara adat Jawa, yaitu :
  1. Timbangan.
Bapak pengantin putri duduk diantara pasangan pengantin, kaki kanan diduduki pengantin putra, kaki kiri diduduki pengantin putri. Dialog singkat antara Bapak dan Ibu pengantin putri berisi pernyataan bahwa masing-masing pengantin sudah seimbang.
  1. Kacar-kucur
Pengantin putra mengucurkan penghasilan kepada pengantin putri berupa uang receh beserta kelengkapannya. Mengandung arti pengantin pria akan bertanggung jawab memberi nafkah kepada keluarganya.
  1. Dulangan
Antara pengantin putra dan putri saling menyuapi. Hal ini mengandung kiasan laku memadu kasih diantara keduanya (simbol seksual). Dalam upacara dulangan ada makna tutur adilinuwih (seribu nasihat yang adiluhung) dilambangkan dengan sembilan tumpeng yang bermakna :
- tumpeng tunggarana : agar selalu ingat kepada yang memberi hidup.
- tumpeng puput : berani mandiri.
- tumpeng bedhah negara : bersatunya pria dan wanita.
- tumpeng sangga langit : berbakti kepada orang tua.
- tumpeng kidang soka : menjadi besar dari kecil.
- tumpeng pangapit : suka duka adalah wewenang Tuhan Yang Maha Esa.
- tumpeng manggada : segala yang ada di dunia ini tidak ada yang abadi.
- tumpeng pangruwat : berbaktilah kepada mertua.
- tumpeng kesawa : nasihat agar rajin bekerja.
3. Sungkeman
Sungkeman adalah ungkapan bakti kepada orang tua, serta mohon doa restu. Caranya, berjongkok dengan sikap seperti orang menyembah, menyentuh lutut orang tua pengantin perempuan, mulai dari pengantin putri diikuti pengantin putra, baru kemudian kepada bapak dan ibu pengantin putra.

Sunday, November 13, 2011

PESTA PERNIKAHAN ADAT JAWA GAYA YOGYAKARTA

Pintaka  Wedding organizer  
PESTA PERNIKAHAN ADAT JAWA GAYA YOGYAKARTA hp dan wa 081392191872 /087835745690, agussukina@gmail.com

Basahan Ageng Gaya Yogyakarta


Perincian menu perangkat acara, alat perlengkapan dan makanan minimal yang harus diadakan pada rangkaian acara adat Jawa antara lain :
I. Siraman

1. Paket Siraman  

2. Tuwan / Pisang Rojo

3. Sound System di Rumah

4. MC
5. Kursi

6. Dekorasi Pelaminan
7. Tenda standar biasa 4x6m
8.  Video transfer DVD
9. Foto Digital Ukuran 3 roll 4R
10  Electone, 1 Penyanyi

 II Resepsi Pernikahan

1. Rias Pengantin Kanigaran + ortu

2. Rias Ijab (SBY) + Ortu

3. Rias Among tamu 12 ps

4. Rias Buku tamu 6

5. Rias Keluarga 10
6. Rias Kembar mayang 2
7. Baju Pengantin Pa+Pi

8. Pre WeddinG

III. Paket Catering
Menu (A) Kenduri
1. Nasi Putih

2. Sambel goreng kreni krecek
3. Ayam goring
4. Mie Spesial
5. Urap
6. Bergedel
7. Telor
8. Pisang Raja
9. Kerupuk Udang

(B) Siraman, Teh + Songgobuono

Menu Siraman, Prasmanan :
1. Nasi Putih
2. Soup sosis Rolade
3. Sambel goreng Kreni+krecek
4. Ayam Teriyaki
5. Kakap Asam manis
6. Cap-cay
7. Acar
8. Krupuk
9. Buah Iris
10. Teh + Songgobuono
11. Ice Cream pudding
12. Soft Drink, Orange squash, The, Air putih


Menu IJAB :
1. Nasi Putih
2. Soup Rolade
3. Sambel goring ati + Krecek
4. Ayam Krispy
5. Bestik Galantin
6. Kwetiau
7. Trancam
8. Krupuk
9. Buah Iris
10. Ronde
11. Soft drink, Orange squash, Teh, Air putih

Menu Gubug :

a. Siomay,
b. Bakso sapi
c. Empal Gentong
d. Selad solo
e. Zupa zupa sup
f. Aneka juice
g. Kambing guling
Menu : 
1. Nasi Putih
2. Soup Kimlo / Soup Kembang waru
3. Oseng daging cabe hijau
4. Gurameh asam manis
5. Ayam rica-rica / Ayam Shandong
6. Ca Brokoli seafood
7. Rambak
8. Ice cream + pudding Spesial
9. Salad buah
10. Buah iris
11. Soft drink, Orange squash, Teh, Air putih

MENU DAN HARGA SANGAT BERFARIASI DISESUAIKAN DENGAN SITUASI HARGA YANG TER UPDATE,


Settingan dan tema yang kami sediakan sesuai dengan nuansa yang anda inginkan
Kami melayani sesuai dengan budget yang ada.
Khusus di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya.

Saturday, November 12, 2011

PESTA MEGAH PERNIKAHAN ADAT JAWA GAYA YOGYAKARTA

KHUSUS PERTUNJUKKAN ALA JAWA GAYA YOGYAKARTA
oleh: PINTAKA WEDDING ORGANIZER
081392191872/085727634119, agussukina@gmail.com

Pesta lengkap Pernikahan adat Jawa gaya Yogyakarta biasanya dengan menghadirkan berbagai komponen pertunjukan sekaligus Nuansa Jawa gaya Yogyakarta antara lain: 
1. Orkestra Gamelan Jawa 
2. Tarian Bedaya 
3. Tarian Lawung 
4. Tarian Edan-edanan 

 A. Orchestra Gamelan Jawa Pada Pernikahan Gaya Yogyakarta

          Pilihan musik untuk mengiringi pernikahan kemegahan gaya Yogyakarta adalah orchestra gamelan Jawa. Pergelaran musik yang melibatkan banyak musisi dan peralatan ini memang menjanjikan hiburan yang memikat. juga, sangat cocok untuk menghadirkan suasana pesta yang mewah, super romantis, megah, dan anggun. Tentu saja. kemegahan orkestra gamelan juga menuntut Anda untuk repot dan mengeluarkan banyak biaya serta persiapan. Soal waktu misalnya, Anda tidak bisa mendadak atau terlalu mepet menghubungi mereka, karena orkestra gamelan membutuhkan waktu latihan yang lama, Dan segi tempat. Anda juga perlu menyediakan area yang cukup luas. Belum lagi urusan kostum, sistim akustik ruangan, dan banyak lagi. Gladi resiknya lebih lama dan cukup memeras tenaga dan waktu. Wah, sepertinya kok repot sekali ya? Tapi jangan kuatir. Jika Anda memiliki biaya dan waktu yang cukup, pergelaran orkestra di pernikahan Anda bukanlah sebuah mimpi. Mengingat ini adalah proyek besar, ada baiknya Anda mencari informasi dan masukan dan kalangan musik atau event organizer yang biasa menggelarkan orchestra gamelan. Bahkan bila perlu, Anda membayar secara khusus orang yang mengurus masalah ini secara fokus. Berapa biaya yang harus Anda keluarkan? Kisarannya, biasanya di atas 15 juta rupiah. Tergantung dan banyaknya personil dan kualitas mereka. 

B. Pertunjukan Khas Tari pada Pernikahan gaya Yogyakarta adalah Tari Bedaya dan Lawung Ageng

          Seperti pada pertunjukan Dua tarian keraton, yakni tari Bedaya Manten (Beksan Sangaskara) dan Beksan Lawung Ageng mengiringi acara resepsi pernikahan puteri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, yakni Gusti Kanjeng Ratu Maduretno dengan Kanjeng Pangeran Haryo Purbodiningrat, Jumat (9/5/11) malam di Yogyakarta. Kedua tarian itu memang khusus dibawakan saat keraton menggelar pernikahan.             Bedaya Manten dibawakan enam penari, untuk bedaya Sangaskara sembilan penari. Tarian yang diciptakan Sultan HB IX pada tahun 1950 ini berkisah tentang prosesi pernikahan manusia.



Beksan Lawung Ageng
         Biasanya tari dimainkan 16 orang penari putra, yang terdiri 2 orang botoh, 2 orang Salasto, 4 orang Jajar, 4 orang lurah dan 4 orang ploncon. Dibandingkan tari jawa lainnya, Beksan Lawung Ageng tampil dinamis dengan ragam variatif, diiringi gendhing Roning Tawang dan Bima Kurdho.
         Sedangkan tari Beksan Lawung Ageng bercerita tentang kegagahan dan kekuasaan serta kekuatan filosofinya adalah seorang Pria  dalam menikmati malam pengantin, diwujudkan dalam sodoran oleh penari Jajar dan Lurah(saling tusuk menusuk) dengan property Lawung(toyak yang diberi ornament Benang Wool) sehingga anunya si lelaki diejawantahkan dengan property lawung tadi. Sehingga jika ada yang mengatakan bahwa Lawung adalah gambaran peperangan prajurit keratin adalah salah. 

C. Kelompok “Edan-edanan” 



          Sewaktu prosesi perkawinan di Karaton Surakarta dan Yogyakarta, yaitu ketika pengantin dan rombongan pengiring berjalan menuju kekursi tempat resepsi perkawinan, barisan iring-iringan dipimpin oleh seorang Suba Manggala sebagai cucuk lampah, pembuka jalan terdepan yang melangkahkan kaki dengan gerak tari mengikuti iringan gamelan. Dibelakang pengantin yang bergandengan tangan dan berjalan anggun, berjalan dua gadis kecil yang disebut patah dengan dandanan cantik. Diikuti beberapa penari berpakaian bagus-bagus sambil menari menghibur hadirin.Dibelakangnya adalah bapak ibu kedua mempelai dan para saudara mempelai. Pada prosesi pengantin di karaton Jogja, masih ada rombongan tambahan, yaitu kelompok “edan-edanan” ( edan artinya gila), dengan riasan aneh-aneh dan mencolok dan menari dengan gerakan lucu. Edan-edanan arti filosofisnya adalah untuk mengusir reretu (syetan dan iblis) sebagai tolak balak yang akan mengganggu jalannya pernikahan. 

Biaya untuk pesta megah : 
Dalam Kota : @ penari : Rp ..... 
                     @ pemusik(pengrawit): Rp ..........

Settingan dan tema yang kami sediakan sesuai dengan nuansa yang anda inginkan. 
Kami melayani sesuai dengan budget yang ada.
Kami melayani karya pesanan seperti tarian berikut:
http://performanceofarts.blogspot.com/
081392191872/085727634119, agussukina@gmail.com